Tahun 2011. Tahun itu masih teringat jelas di kepala, seperti tahun-tahun penting lainnya yang
pernah mengubah hidupku.
Awalnya, keraguan itu datang deras tiada henti. Istriku baru saja melahirkan dua bulan
sebelumnya. Bayi kami nampak masih merah menyusui, masih begitu bergantung pada ibunya.
Bagaimana mungkin kami meninggalkannya?
Pertanyaan itu terus mengusik, menusuk-nusuk hati. Tapi Kyai (begitu sebutan kami kepada KH
Muhtar Gandaatmaja), dengan ketenangannya, berhasil meyakinkan kami. "Berangkatlah, "Allah
akan mengatur segalanya. “ katanya"
Dan benar saja. Begitu kami memantapkan hati untuk berangkat, seketika itu pula bayi kami
berhenti menyusu. Seolah alam semesta ikut mengatur, memberi jalan, memudahkan langkah
kami. Aku hanya bisa terdiam, merenung, betapa segala sesuatu telah diatur sedemikian rupa
oleh-Nya, Berangkatlah Kami bersama rombongan KBIH AL HIJAZ
Selama di Tanah Suci, Kyai Muhtar tak hanya mengajarkan tentang tata cara ibadah haji, tetapi
yang lebih penting, beliau mengajarkan kebersamaan, adab, dan penghormatan pada sesama.
"Tidak ada perbedaan dalam peribadatan, yang ada hanyalah persaudaraan," katanya.
Sungguh, perjalanan ini menjadi perjalanan yang sangat spesial. Di tengah keraguan dan
ketakutan, kami menemukan ketenangan dan keyakinan, bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga
tentang bagaimana menjalani hidup dengan penuh adab, kebersamaan, dan penghormatan
kepada sesama.
Kami sangat berterima kasih kepada Kyai Muhtar, yang dengan segala kebijaksanaannya, telah
membimbing kami untuk memahami makna ibadah yang lebih luas, yang tidak hanya tentang
memenuhi rukun haji, tetapi juga tentang menjadi pribadi yang lebih baik, lebih ikhlas, dan lebih
peduli terhadap sesama.
Salam Takzim
Penulis :
H. Agus Sugiarto & Hj. Halimatus Sa’diah